Bagian Sembilan Belas: Teori Benang Merah

 


            Pernah denger yang namanya Teori Benang Merah atau Red String Theory? Singkatnya Teori Benang Merah adalah kedua orang yang terikat suatu hubungan dalam keadaan tidak sengaja tidak peduli tempat, waktu atau siatuasinya. Aku selalu percaya bahwa semua orang yang pernah kita temui, terutama yang terdekat pastilah memang ‘ditakdirkan’ untuk kita, tidak peduli dalam jangka waktu yang lama maupun hanya sesaat, semua memang sudah digariskan untuk kita.

            Dahulu, aku pernah memiliki mantan kekasih yang secara tidak sengaja, berhubungan dengan sahabatku yang sudah kukenal sepuluh tahun lebih melalui virtual. Dan itu terjadi bukan hanya dengan satu orang, namun dua orang sekaligus. Kedua orang sahabatku ini sudah kukenal lama, jauh sebelum aku mengenal sosok laki-laki ini. Sampai sekarang, aku masih bertanya-tanya bagaimana bisa hal itu terjadi. But, that was how universe works.

            Full of mystery.

            Makes us questioning and wondering every little thing.

            Dilain cerita, aku memiliki satu orang sahabat yang sangat dekat denganku di bangku perkuliahan, rasa-rasanya hanya dia yang mengerti setiap hitam maupun putihku tanpa ada rasa menghakimi yang kerap kali menghantui. Aku suka sekali bertukat pikiran maupun cerita dengan temanku ini. Dan fakta menariknya adalah, aku dan dia berasal dari SMA yang sama. Dia mengaku sudah tahu perihal diriku sejak SMA, namun aku tidak menyadarinya. Tanpa disangka, Tuhan menakdirkan kita menjadi teman baik ketika duduk dibangku kuliah.

            Yang terakhir, aku akan menceritakan perihal laki-laki misterius yang kutemui secara tidak sengaja melalui media sosial. Hahaha, semoga saja dia tidak membaca tulisan ini ya. Jadi aku dahulu pernah beberapa kali ngobrol singkat dengannya melalui instagram. Turns out, kami ternyata suka nongkrong ditempat kopi yang sama. Salah satu tempat tongkrongan di seputaran Jalan Dahlia, dekat sekali dengan wilayah TK ku dulu semasa kecil.

            Lucunya adalah, teman-teman dia adalah teman-temanku juga! Benar-benar bersinggungan secara langsung karena teman SD-ku adalah teman-teman SMK nya dia dahulu. Ketika lebaran kemarin tahun 2024, aku dengannya sama-sama menyambangi rumah yang sama, walaupun agak beda kubu tongkrongannya.

            Bukan hanya itu, ternyata kami juga nge-gym di tempat gym yang sama. Agak malu memang karena aku jadi berpikir dua kali untuk gym disana walaupun aku sudah jauh lebih lama sejak tahun 2016. Malu memang tidak memandang usia, rupanya.

            Ketiga orang di atas hanyalah contoh. Aku yakin masih banyak orang lain yang hadir dalam hidupku juga mengalami hal yang serupa. Ditambah, aku lebih yakin lagi bahwa masih ada banyak benang merah yang menungguku didepan seraya perjalanan hidupku yang kian bertambah hari demi harinya. Apapun model benangnya dan entah seberapa ‘kusut’nya aku yakin semua sudah digariskan oleh Yang Kuasa. Kita sebagai manusia hanya perlu menemukan ujung benang itu dan melerai gumpalan demi gumpalan yang kusut agar bisa menjadi satu kesatuan dalam hidup kita.

            Sekian untuk tulisanku hari ini, terimakasih semua!

           


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagian Lima Belas: Surat yang Tidak Pernah Kamu Baca

Bagian Tujuh Belas: Efek Samping Kehilangan

Bagian Delapan Belas: Perihal Krisis Seperempat Hidup