Postingan

Bagian Sembilan Belas: Teori Benang Merah

Gambar
              Pernah denger yang namanya Teori Benang Merah atau Red String Theory ? Singkatnya Teori Benang Merah adalah kedua orang yang terikat suatu hubungan dalam keadaan tidak sengaja tidak peduli tempat, waktu atau siatuasinya. Aku selalu percaya bahwa semua orang yang pernah kita temui, terutama yang terdekat pastilah memang ‘ditakdirkan’ untuk kita, tidak peduli dalam jangka waktu yang lama maupun hanya sesaat, semua memang sudah digariskan untuk kita.             Dahulu, aku pernah memiliki mantan kekasih yang secara tidak sengaja, berhubungan dengan sahabatku yang sudah kukenal sepuluh tahun lebih melalui virtual. Dan itu terjadi bukan hanya dengan satu orang, namun dua orang sekaligus. Kedua orang sahabatku ini sudah kukenal lama, jauh sebelum aku mengenal sosok laki-laki ini. Sampai sekarang, aku masih bertanya-tanya bagaimana bisa hal itu terjadi. But, that...

Bagian Delapan Belas: Perihal Krisis Seperempat Hidup

Gambar
           Walaupun umurku belum genap 25 tahun, rasa-rasanya aku susah payah dalam menghadapi Krisis Seperempat Hidup yang akan kubahas dalam tulisan ini. Untuk permulaan, sekitar tahun 2019 saat aku masih semester 3, aku pernah bertanya dalam workshop dengan seorang Psikolog,  "Bagaimana cara menghadapi quarter life crisis ?" Tanyaku saat itu dalam keadaan clueless.       Psikolog itu sama bingungnya denganku kala itu, setelah dia menanyakan umurku yang ternyata masih 19 tahun, ia tertawa kecil sambil menasihatiku, "Fokus saja perbanyak teman dan lingkup pergaulanmu."     Sebuah jawaban yang benar, namun kurang memenuhi hasrat keingintahuanku pada saat itu. Yang kuharapkan adalah sebuah jawaban mendalam, dan bagaimana proses seseorang melalui itu semua. Andai kala itu dia memberikan jawaban yang lebih rinci, mungkin saja aku sekarang tidak sebingung ini.          Krisis seperempat hidup ini meman...

Bagian Tujuh Belas: Efek Samping Kehilangan

Gambar
      Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak pernah merasakan kehilangan, bukan? Entah itu kehilangan orang yang tersayang, hewan peliharaan, pekerjaan, barang berharga, bahkan yang paling ekstrem.. kehilangan ingatan.     Dan kali ini, aku akan membahas yang pertama.     Yaitu kehilangan orang tersayang, atau lebih tepatnya.. orang yang dicintai.     Kita semua pasti pernah berjumpa dengan satu orang yang rasa-rasanya paling membekas, karena kita bukan saja memberikan hati kita sepenuhnya kepada mereka.. melainkan mereka juga mampu mengubah cara pandang bahkan juga hidup kita secara keseluruhan. Baik itu yang positif maupun negatif.     Yang namanya hubungan, seperti layaknya law of polarity atau yin dan yang, sudah pasti satu paket dengan hal baik maupun buruk. Entah sifat, kebiasaan, sampai pola penyelesaian masalah dari hubungan tersebut. Dan tidak jarang, hal itu juga berdampak ketika kita sudah berpisah dari orang itu, tida...

Bagian Enam Belas: Perihal Dualitas dalam Hidup

Gambar
           Halo, aku kembali lagi dengan tulisanku.       Sepanjang dua tahun terakhir, banyak sekali hal baru yang kupelajari. Salah satu hal tersebut adalah spiritualitas. Ternyata, beberapa manfaat pun mulai kurasakan. Aku tidak serta-merta meng- claim bahwa diriku berperilaku lebih baik dari sebelumnya, karena aku juga manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Namun yang ingin kutekankan disini, dengan mempelajari spiritualitas, aku bisa lebih menjadi bijak dalam menyikapi maupun memahami berbagai hal.      Pelan, namun pasti.     Aku baru tahu bahwasanya di dalam semesta ini, terdapat 12 hukum alam atau The Universal Law of Universe. Tidak akan kujabarkan satu-persatu, mungkin dalam tulisan lain dibagian berikutnya. Yang ingin kubahas kali ini adalah law of duality dan juga law of polarity.     Terkesan mirip, kedua hukum alam tersebut nyatanya berbeda. Dalam law of polarity, mereka menar...

Bagian Lima Belas: Surat yang Tidak Pernah Kamu Baca

Gambar
Halo, kamu apa kabarnya? Mungkin udah hampir setengah tahun kita gak pernah ngobrol lagi semenjak kericuhan yang aku buat dulu. Kalau boleh jujur, ada banyak yang mau aku sampaikan, terlepas surat ini kamu baca atau enggak di masa depan, aku gak pernah tau. Aku bakal mundur dulu ke empat tahun lalu, tahun 2020 akhir, dimana kita gak sengaja kenalan satu sama lain. Waktu itu aku memang baru putus dari hubunganku sebelumnya, dan gak pernah punya ekspektasi apapun dengan siapapun, termasuk kamu. Kita ngobrol dan melakukan telepon singkat melalui whatsapp , kalau tidak salah ingat, waktu itu kamu bernyanyi beberapa potong lagu dan somehow I found it amazing. You were adorable. Satu lagu yang kuingat adalah lagu dari Sheila On 7, yang membuatku juga ikut bernyanyi bersama denganmu. Berat untukku mengulas balik semua hal tentangmu dalam tulisan ini. Sembari tanganku mengetik, aku sudah mempersiapkan segala kemungkinan air mata yang bakal mengucur di pipi. Aku juga menulis ini sambil mendenga...

Bagian Empat Belas: Perihal Kabar Diri Sendiri

Gambar
  Halo semuanya! Lama juga ya tidak bersua. Gak kerasa hampir setengah tahun, nih. Saatnya aku kembali bercerita dengan bebas! Hahaha. Seperti biasa, aku bakal mulai dengan satu pertanyaan terbuka: Kapan terakhir kali kamu menanyakan kabar diri sendiri di depan cermin? Kalau gak salah ya, di dalam dunia psikologi hal ini disebut self check-in. Yaitu memastikan apa yang kamu rasakan dan juga pikirkan, tindakan apa yang akhir-akhir ini sering kamu lakukan, kebiasaan baik dan buruk apa yang sekiranya harus dipelihara dan dibenahi lebih lanjut, dan sebagainya. Self check-in ini gak cuma bagus buat dilakuin ke diri sendiri loh. Tapi juga penting banget buat dilakuin sama orang terdekat, contohnya keluarga, pasangan, dan juga sahabat kita. Karena, gak semua orang punya kesempatan untuk bisa mempunyai figur yang willing to listen,  termasuk diri sendiri. At the end of the day, being with ourselves is the best company. Ini yang aku rasain banget sih. Karena aku cukup beruntung bisa te...

Bagian Tiga Belas: Filosofi Terangnya Bulan

Gambar
  Hal apa yang biasa kamu lakukan ketika lagi night ride sendirian? Dengerin lagu, fokus sama jalanan, atau ngomong sendiri? Hahaha. Kalau aku sih, ketiganya. Awalnya, aku mengira aku saja yang mempunyai kebiasaan 'aneh' seperti ini. Sampai akhirnya aku tahu bahwa.. aku tidak sendirian! Pada suatu malam, aku yang tengah iseng menggulir beranda Twitterku menemukan cuitan seperti ini: Semoga kebiasaan ngomong sendiri kayak lagi podcast pas naik motor ini cepat sembuh. Hahaha. Aku langsung tertawa begitu membacanya. Agak bimbang antara sedih dan senang sih sebenarnya. Senang karena aku bukan lah satu-satunya 'ODGJ' yang memilih ngobrol dengan diri sendiri ketimbang orang lain, atau sedih karena ternyata kebiasaanku tidak se-istimewa nasi goreng langgananku. Jadi ceritanya, malam ini aku berpatroli dengan Upy--motorku, seusai aku mengantar seorang teman pulang. Seperti biasa, aku ngobrol sendiri. Tidak benar-benar sendirian juga.. karena aku lebih menganggap bahwa aku sedan...

Bagian Dua Belas: Berdamai Dalam Ramai

Gambar
Kamu pernah nggak ngalamin pikiran kamu yang kemana-mana, selalu bersuara tanpa kamu minta ketika suasana sedang ramai-ramainya? Aku pernah melaluinya.  Masih segar dalam ingatan ketika aku sedang quality time dengan sahabat atau bahkan pacarku, aku tidak bisa memahami sepenuhnya apa yang mereka katakan. Memang, mata dan tubuh ini menghadap ke arah lawan bicara. Namun tidak dengan isi kepala ini yang memilih untuk melanglangbuana. Entah memikirkan masa depan yang kian tidak karuan, memikirkan beban pekerjaan, memikirkan masa lalu yang selalu membuat diri ini tertahan, memikirkan kekurangan diri sendiri, dan masih banyak pikiran tidak berguna lainnya yang tidak kenal tempat dan waktu. Dulunya, aku sangat menyukai tempat yang ramai. Tempat yang penuh hiruk-pikuk orang yang sedang berbahagia dan semacamnya. Namun semenjak kejadian seperti ini terus berulang, aku memilih tempat yang lebih tenang untuk jiwa dan ragaku. Aku menemukan kedamaian yang tidak bisa kujelaskan jika menghabiskan...

Bagian Sebelas: Ucapan Terimakasih pada Diriku

Gambar
  We don’t have to always explain ourself. So we can’t always expect others to understand us. Mengapa demikian? Karena aku percaya, segala sesuatunya itu kita yang menjalani. Sama halnya seperti diriku, yang selama COVID-19 ini sudah bekerja lebih dari 10 kali. Iya, tidak salah dengar, 10 kali memang benar adanya. Dan profesi yang paling banyak kujalani adalah Barista yang tidak perlu kusebut satu-satu dimana saja. Selain profesi itu.. jualan, admin dan juga bagian keuangan kantor, serta ojek online pun sudah pernah kutekuni dengan senang hati. Apakah aku lantas berbangga selama 4 tahun terakhir bergonta-ganti profesi? Tidak juga. Karena suka duka pasti ada, dan menghadapinya bukan perkara mudah untuk seusia diriku. Ada sebagian profesi yang memberiku pengalaman dan orang-orang tertentu sebagai ‘mentor’ dalam diriku memahami seluk-beluk profesi tersebut, dan tidak sedikit juga orang yang memberiku pengalaman kurang menyenangkan—maupun sebaliknya, dan pada akhirnya ketika ak...

Bagian Sepuluh: Esensi dari Merasa Cukup

Gambar
  Halo semuanya. Maaf banget baru menyempatkan diri lagi untuk menulis sebuah ocehan yang tidak tersampaikan di blog yang sudah sangat berdebu ini. Ya iyalah berdebu, udah hampir 2 tahun gak ditulis. Maafin karena tahun kemarin lebih aktif nulis di Quora dan sedikit menjadi penerjemah dadakan dari Quora English—ya hitung-hitung ngasah skill dan memperluas kosakata walaupun gak seberapa lah ya. Kali ini sesuai judulnya aku bakal sedikit mengoceh tentang ‘Esensi dari Merasa Cukup’. Merujuk dari KBBI, pengertian esensi sendiri adalah hakekat; inti; hal yang pokok. Ya walaupun sebenarnya sudah sedikit kenyang mempelajari seluk-beluk hakekat di mata kuliah filsafat ketika duduk di bangku semester tiga. Berbicara tentang rasa cukup, pastilah tidak jauh dari kata kerja bersyukur. Iya kan? Kalau boleh aku cerita sedikit, selayaknya jutaan orang diluar sana yang mengeluhkan betapa beratnya tahun 2020 yang lalu, aku adalah salah satu orang yang dipaksa berjuang dan memakan hantaman san...